Minggu, 19 April 2015

Indikator Amylum : Pembuatan dan Indikator Redoks

buat kalian para mahasiswa atau khususnya maba jurusan Teknik Kimia, pasti di laboratorium dasar menjumpai praktikum dengan konsep Redoks atau kepanjangannya Reduksi Oksidasi. Konsep Redoks ini sangat penting karena akan digunakan selanjutnya pada reaksi di laboratorium tingkat semester atas lhoo :D

Nah, kebanyakan dalam konsep redoks ini menggunakan salah satu prinsip Iodo-Iodimetri. Dimana didalamnya digunakan larutan KI sebagai oksidator/reduktor. Larutan KI sendiri dapat diukur jumlahnya saat titrasi dengan menggunakan indikator berupa amylum.

Nah,beberapa lab dasar menyediakan amylum yang dapat disimpan dalam waktu lama sehingga saat digunakan amylum tinggal diambil saja dengan pipet tetes. namun, beberapa lab lainnya lebih memilih untuk membuat indikator amylum pada saat praktikum dikarenakan sifatnya yang mudah rusak oleh cahaya.

Oleh karena itu , kali ini di Label Academic , admin bakal ngasih tau cara membuat indikator amylum yang sederhana sehingga teman-teman dapat mecobanya saat praktikum :D

Here we go..

-Alat:
1. Pengaduk kaca
2. Beaker Glass 250 ml
3.Termometer
4. Kompor Listrik
5. Plastik hitam

-Bahan:
1. Tepung Kanji (Kalo bisa yang merk-nya Ros*Bran* #iykwim hehew :D)
2. Aquadest



Cara pembuatan indikator amylum:
·         3 gram kanji dimasukkan ke dalam beaker glass 250 ml, tambahkan aquadest sebanyak 100 ml. aduk campuran tersebut sampai terbentuk larutan.
·         Nyalakan kompor listrik, panaskan larutan tersebut di atas kompor listrik. Aduk perlahan-lahan lerutan tersebut sambil diamati kenaikan suhunya dengan termometer.
·         Bila sudah mencapai suhu 40oC, hentikan pengadukan. Biarkan larutan tersebut hingga mencapai suhu 60oC.
·         Setelah mencapai suhu 60oC, angkat beaker glass, letakkan pada lemari dengan ditutupi plastik hitam di permukaan dan mulut gelas.

Tutup di lemari, diamkan larutan amylum tersebut ± 5 menit. Setelah itu amylum yang sudah jadi akan tampak 3 lapisan, ambil lapisan tengah yang berwarna bening dengan menggunakan pipet tetes. Uji dengan menggunakan sampel/larutan KI. Apabila menunjukan warna biru maka amylum dapat digunakan.


Nah mudah bukan membuatnya?? Dijamin Berhasil Deh :D

Mungkin ada yang penasaran kenapa amylum saat digunakan sebagai indikator terhadap iodin dapat berubah warna menjadi biru ya? atau kenapa harus lapisan ke dua yang digunakan? nah ini dia alasannya :



Bagian-bagian Amylum


           Indikator yang digunakan pada titrasi iodimetri dan iodometri adalah larutan kanji. Larutan ini digunakan karena warna biru tua kompleks pati-iod berperan sebagai uji kepekaan terhadap iod. Kepekaan itu lebih besar dalam keadaan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodide. Dalam larutan kanji terdapat tiga lapisan yang terbentuk yaitu amilopektin (1,6) yang disebut α amilosa, amilosa (1,4) yang disebut β amilosa, dan amilopektin (1,4).
           Lapisan yang digunakan sebagai indicator yaitu lapisan tengah β amilosa. Karena lapisan ini memberi warna biru pada tes iodine. Sedangkan jika digunakan amilopektin maka akan membentuk kompleks kemerah-merahan dengan iodium yang sulit dihilangkan warnanya karena rangkaiannya yang panjang dan bercabang dengan Mr : 50.000 – 1.000.000.
(Septyaningrum, riana. 2009. Kategori Kimia Tentang Iodometri. Dari www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/iodimetri/indikator. Diakses 17 November 2014)

Nah sudah paham bukan mengenai cara membuat amylum dan mengapa amylum dapat berubah warna menjadi biru saat menjadi indikator? Semoga bermanfaat ^_^

 






2 komentar :

  1. Kok saya gagal yaaa.. itu pas berhenti penggadukan tepungnya tepisah lagi sama air

    BalasHapus
  2. usahakan sebelum pengadukan diatas kompor, sudah diaduk terlebih dahulu yaa larutannyaa

    BalasHapus